Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki banyak gunung aktif di dunia. Hal ini menjadikannya memiliki kekayaan alam yang luar biasa baik biotik dan abiotik. Tidak hanya itu, gunung berapi sendiri memberikan kecantikan tersendiri, sehingga tidak jarang banyak sekali turis lokal dan mancanegara berbondong-bondong mendaki gunung di sini, meskipun tidak jarang mereka mengambil resiko tetap melakukan pendakian di sekitar gunung aktif.
Namun, tahukah anda, mengapa Indonesia memiliki begitu banyak gunung berapi? Ada banyak sekali faktor yang menyebabkan hal ini terjadi. Beberapa di antaranya adalah Indonesia memiliki daratan yang sangat bervariasi akibat dua lempeng benua, Benua Asia dan Benua Australia. Disamping itu, negara ini berada pada jalur lempeng dunia yang menghasilkan banyak sekali gunung berapi, terlebih Sirkum Pasifik dan Sirkum Mediterania melintasinya. Jadi sangatlah lazim, kalau hampir di sepanjang pulau muncul gunung berapi.
Salah satu gunung berapi yang paling cantik di Indonesia adalah Gunung Merbabu. Terletak di sebelah barat kabupaten Magelang dan sebelah timur Boyolali, Provinsi Jawa Tengah dengan ketinggian 3.145. Gunung ini memiliki dua puncak, puncak Kenteng Songo dengan ketinggian 3142 meter dan puncak Syarif dengan ketinggian 3119 meter. Sebelum kebudayaan Islam mendominasi, gunung ini dikenal dengan Gunung Damalung atau Gunung Pamarihan. Menurut sejarah, gunung ini digunakan untuk pertapaan Bujangga Manik sekitar abad ke-15. Lalu, seiring berjalannya waktu, sejarah merubah namanya menjadi “Gunung Merbabu”, yaitu “Mer” yang berarti gunung dan “abu” yang berarti abu, seperti yang pernah ditulisakan dalam sejarah Belanda.
Dicatatkan, gunung ini pernah meletus pada tahun 1560 dan 1797. Namun, sampai sekarang masih belum ada penelitian lebih lanjut. Akan tetapi Merbabu disebut sebagai gunung mati, meskipun memiliki 5 kawah yaitu Kawah Kombang, Kendang, Kawah Sambernyowo, Kawah Condrodimuko dan Kawah Rebab.
Letusan gunung Merbabu membuat daerah disekitarnya memiliki tanah yang subur. Tidak heran jika sekitar gunung ini memiliki hutan yang luas. Hutan Dipterokarp, Hutan Dipterokarp Bukit dan Hutan Ericaceous. Bagi para pendaki, GunungMerbabu menawarkan pemandangan eksotis, dihimpit oleh jajaran gunung berapi yang lain seperti Gn. Merapi, Gn. Ungaran dan Gn. Telomoyo.
Jalur Pendakian
Jalur Selo
Bila tujuan pendakian anda adalah Gunung Merapi, ada beberapa jalur yang bisa anda telusuri. Jalur Selo salah satunya yang terletak di kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Anda bisa menikmati pemandangan di sekitar Merbabu dan Gunung Merapi. Tentu saja pemandangan yang ditawarkan sangat menajubkan. Sebagian besar pendaki yang menuju kawasan Merapi menjadikan jalur ini sebagai jalur favorit karena bisa sekaligus menikmati perjalanan di antara dua gunung.
Apa bila anda menggunakan jalur Selo menuju Gunung Merbabu, lebih baik menggunakan jasa pemandu untuk perjalanan yang lebih nyaman dan aman. Sebab, rute ini memiliki cabang pendakian yang membingungkan. Sulitnya sumber air dan sarana transportasi menjadikan pendakian ini sedikit menantang.
Jalur selo bisa ditempuh dari arah Boyolali atau Magelang. Tapi sangat disarankan bila anda memilih Boyolali dengan menggunakan rute perjalanan Solo ke Semarang. Anda bisa berhenti di kota Boyolali. Setelah itu, anda bisa naik bus jurusan Selo. Anda perlu berhati-hati dan pastikan perjalanan sudah terencana dengan baik, karena daerah ini sangat jarang dilintasi transportasi umum. Terlebih lagi, anda tidak akan menemukan hotel atau penginapan di sana. Biasanya, bus yang menuju ke arah Selo hanya berhenti di pasar Cepogo.
Jalur Wekas
Jalur Wekas sangat populer dikalangan remaja. Anda harus naik mobil jurusan Kopeng-Magelang, lalu turun di Kaponan. Jaraknya sekitar 9 km. Setelah anda sampai di jalur Wekas, anda harus berjalan sekitar 3 km menuju ke tempat pos pendakian.
Jalur Wekas menjadi sangat populer karena memiliki sumber mata air yang berlimpah, serta jaraknya yang dekat. Tidak heran banyak pemuda berkemah di Pos II pada saat weekend. Jarak tempuh dari pos II menuju pos I sekitar 2 jam.
Wekas merupakan desa terakhir menuju puncak Gunung Merbabu dengan jarak tempuh 6-7 jam. Anda akan menemui jalanan yang didasari bebatuan serta pemandangan berupa hamparan ladang yang ditanami tembakau, bawang, kubis dan wortel.
Pos I merupakan tempat peristirahatan yang ideal. Anda akan menemui banyak sekali warung dan rumah penduduk. Tempat ini sangat ideal bila digunakan sebagai tempat peristirahatan selepas mendaki. Ada satu tempat yang sangat disayangkan bila terlewatkan begitu saja Dari Pos II, ada jalur buntu yang mengarah ke sungai. Di sana anda akan menemukan air terjun yang bertingkat-tingkat. Jalur air ini sering dijadikan sebagai sumber mata air bagi warga sekitar.
Tips Menuju Gunung Merbabu
Pastikan anda membawa sunblock, pakaian tertutup, dan payung lipat untuk melindungi kulit dari sengatan matahari.
Senantiasa oleskan wajah dan hidung anda dengan pelembab. Cuaca di sekitar Merbabu sangat ekstrim, terik di siang hari dan dingin saat malam. Pakailah baju lengan panjang yang hangat serta sleeping bag yang nyaman.
Karena perjalanana menuju puncak membutuhkan 6-7 jam, sangat disarankan agar anda berangkat di jam 13:00, supaya sebelum petang bisa mendirikan tenda. Esok hari, anda bisa melanjutkan perjalanan pukul 03:00 agar bisa menikmati sunrise.
Hindari memberi makan kera. Anda sebaiknya berhati-hati dengan binatang liar ini.
Untuk melengkapi bekal perjalanan anda, jangan khawatir, anda bisa pergi ke pasar selo. Di sana tersedia ATM, mini market dan pasar tradisional serta polisi dan warung makan.
Selalu sediakan air untuk perjalanan. Bawalah air dari basecamp. Anda tidak akan menemukan sumber mata air di sana.
Itulah sedikit gambaran tentang rute perjalanan menuju Merbabu. Semoga perjalanan anda nyaman dan selamat.